"Eh kaosnya lucu ya!", mungkin kalimat ini pernah kita ucapkan ketika bertemu seseorang yang memakai kaos sablon dengan desain yang menarik perhatian. Kita juga dapat mengenali minat atau kesukaan seseorang dari tulisan dan gambar di kaosnya. Kaos dengan logo kampus, produk, bisnis, atau aktifitas sosial kerap digunakan sebagai sarana komunikasi dan identitas sosial.
Kaos seolah-olah menjadi media terbuka bagi para penonton (orang yang melihatnya) untuk diinterpretasikan. Tak ubahnya seperti majalah, lagu atau tayangan video yang menjadi media untuk menyampaikan pesan. Melalui kaos, seseorang menyampaikan pesan tentang identitas dirinya. Maka tak heran konsumen kerap membeli kaos dengan tulisan atau gambar yang dirasa sangat cocok dengan kepribadiaannya.
Kaos juga menjadi wadah untuk aktualisasi diri. Aktualisasi diri merupakan kebutuhan dasar manusia, menurut teori Maslow. Ia merupakan perwujudan atas keberadaan diri. Ramainya orang yang memakai kaos dengan lambang atau kata-kata yang mencerminkan identitas kelompok tertentu menunjukkan bahwa kebutuhan akan pengakuan diri menjadi kian penting. Menjadi beda, dan mempertegas identitas diri lewat kaos yang dikenakan merupakan kepuasan psikologis tersendiri bagi para pemakainya. Apalagi jika ia mendapatkan apresiasi dari orang lain.
Komentar
Posting Komentar